Kamis, 30 Mei 2013

Cyberwarfare (2)



KEKUATAN CYBERWARFARE NEGARA

Sigit

 
Berkembangnya kemampuan cyberattack menyebabkan ketertarikan atau kepentingan yang besar untuk membangun sebuah sistem cyberdetterence yang kuat. Bagi negara-negara yang sudah memiliki kemampuan dan berbasis kepada sistem komputer lebih meningkatkan dan memberikan perhatian khusus kepada kemampuan cyberdeterrence daripada meningkatkan untuk merespon serangan-serangan yang konvensional[i]. Hal tersebut dikarenakan mereka menyadari akan resiko penggunaan cyber sebagai sebuah sistem yang mengendalikan, mengelola, dan memproses segala urusan bidang kehidupan. Bagi mereka kerawanan adalah hal yang sangat riskan karena menyangkut kehidupan negara karena kelalaian di dunia cyber akan dapat merusak seperti halnya transaksi ekonomi, tidak teraturnya sistem transportasi udara, tidak beroperasinya sistem perbankan dan memberikan pengaruh bagi pasokan tenaga listrik dan sebagainya.

Senin, 27 Mei 2013

Insurgensi Vs Terorisme



INSURGENSI VS TERORISME

Sigit

Kriteria
Insurgensi
Terorisme
Definisi
Sebuah perlawanan suatu kelompok dengan pihak otoritas (negara yang diakui oleh PBB) dimana kelompok tersebut secara sengaja dan sadar menggunakan perangkat politik (ahli organisasi, propaganda dan demostrasi) dan kekerasan untuk menyerang, merumuskan kembali atau mendukung dasar legitimasi beberapa aspek politik (O’Neill. 2005)
Upaya untuk mencapai tujuan politik oleh kelompok terorganisir dan terutama adat (atau kelompok) menggunakan perang berlarut, perang iregular dan teknik politik aliansi (Scott, 1970)
Suatu aktifitas politis manusia yang dilakukan dengan sengaja dan diarahkan pada penciptaan iklim ketakutan pada umumnya, dan dirancang untuk mempengaruhi, dalam berbagai cara yang diinginkan oleh pelaku, manusia lain dan melalui mereka, beberapa rangkaian peristiwa (Hoffman, 1999).

Senin, 20 Mei 2013

MEMAHAMI KOREA UTARA


MEMAHAMI KEPEMIMPINAN STRATEGIS, BUDAYA ORGANISASI DAN BUDAYA STRATEGIS KOREA UTARA



Sigit Sasongko[1]



1.         Pendahuluan

            Korea Utara dengan nama resmi Republik Demokratik Rakyat Korea merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya di Semenanjung Korea di bagian utara dan salah satu negara yang menganut negara satu partai di bawah front penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea dengan dua partai kecilnya yaitu Partai Demokratik Sosial Korea dan Partai Chongu Chondois yang memiliki hak untuk mengajukan calon untuk menempati dan memegang posisi baik di pemerintahan maupun di Majelis Tertinggi Rakyat. Dalam bidang ekonomi, negara ini termasuk ke dalam salah satu negara yang menganut kebijakan bahwa negara merupakan pemilik ekonomi dan direncanakan sepenuhnya oleh pemerintah serta membatasi pelaksanaan perdagangan internasional melalui kebijakan isolasinya sehingga menjadi salah satu negara yang paling tertutup didunia,. Korea Utara sebetulnya pernah membuka keterlibatan pihak asing melalui undang-undang pada tahun 1984 yang memperbolehkan adanya investasi asing dengan joint venture-nya, tetapi kebijakan tersebut dinilai gagal karena tidak berhasil mendatangkan dan menarik investor-investor untuk melakukan investasi di negara ini.

            Tulisan ini akan mendeskripsikan Korea Utara ditinjau dari prespektif budaya strategis. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui bagaimana penerapan kepemimpinan di Korea Utara ditinjau dari aspek kepemimpinan strategis, budaya organisasi dan budaya strategis. Ruang lingkup tulisan ini akan mencakup tiga pokok bahasan, yaitu (1) bagaimana memahami kepemimpinan strategis di Korea Utara; (2) bagaimana memahami budaya organisasi yang diciptakan oleh Kim Il Sung dan Kim Jong-il; dan (3) bagaimana memahami budaya strategis yang tercipta di Korea Utara.

Rabu, 15 Mei 2013

Cyberwarfare (1)


TINJAUAN ORGANISASI CYBERWARFARE
NEGARA-NEGARA DI DUNIA

Ninefivealpha

Dewasa ini, pemanfaatan teknologi cyberspace seperti halnya internet maupun sistem jaringan komputer hampir dapat ditemui di setiap bidang kehidupan.  Di samping memberikan kelancaran operasional, penggunaan cyber juga menawarkan kemudahan dan kenyamanan penggunanya. Interkoneksi jaringan juga dapat menggabungkan sistem-sistem antar lembaga baik pemerintah maupun sektor swasta. Namun di sisi lain, dengan pemanfaatan teknologi berupa cyberspace tersebut, mendatangkan ancaman dan kerawanan yang bisa datang sewaktu-waktu. Serangan cyber atau cyberattack tersebut dapat melumpuhkan dan merusak sistem jaringan komputer maupun internet sehingga berdampak besar bagi kelangsungan operasional lembaga-lembaga besar baik milik negara maupun swasta. Saling serang antar pengguna cyberspace ini merupakan fenomena yang membentuk mandala perang baru tanpa melihat jarak, waktu, dan aktor pelakunya. Melihat kejadian dan fenomena yang ada, menjadikan negara-negara pengguna cyber (sebagai bagian dari sistem jaringan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang perbankan, pemerintah, perdagangan, kesehatan, politik, dan sosial budaya) merespon serius dengan menciptakan organisasi-organisasi guna menghadapi kemungkinan yang terburuk akibat dari serangan-serangan cyber yang dapat melumpuhkan dan merusak sistem jaringan dan operasional. Pembentukan organisasi-organisasi cyber merupakan salah satu bentuk strategi dan aplikasi pertahanan cyber sebagai antisipasi datangnya serangan-serangan yang dapat merusak dan melumpuhkan sistem.
Tulisan singkat ini berusaha membahas dan memperbandingkan organisasi-organisasi yang melaksanakan cyberwarfare dari tinjauan negara-negara besar seperti halnya, Amerika Serikat (AS), Jerman, Belanda, Australia dan Rusia. Pembentukan organisasi untuk menangani cyberwarfare tersebut merupakan kebijakan strategis dalam cybersecurity sebagai bentuk konsekuensi logis guna menghadapi serangan cyber. Selain pembentukan organisasi, negara-negara tersebut juga berusaha menciptakan kader-kader yang mempunyai kemampuan cyberwarfare guna menghadapi tantangan ke depan semenjak sulitnya negara dalam mengontrol dan mengendalikan aktivitas-aktivitas para ahli cyber dan hacktivist.